ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIARE
DI RUANG BONA 1 RSUD Dr.
SOETOMO
Disusun Oleh
ARIFATUL MAHMUDAH
NIM. 131923143051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
TRIGER CASE DIARE
An. S
usia 3 bulan datang ke IGD RSUD Dr. Soetomo dengan keluhan diare/ BAB cair
sejak pagi hari ± 7 kali. BAB cair tidak ada lendir atau darah. Mual muntah
dan demam sejak 1 hari SMRS berisi susu. Pasien juga mengalami sesak. Pasien
tinggal di lingkungan padat penduduk, memiliki 1 jamban leher angsa di dalam
rumah, air mandi dan air minum mengunakan air PDAM. Tetangga pasien banyak yang merokok dan asap rokoknya
sering masuk ke rumah pasien karena lingkungan tempat tinggal pasien yang padat
penduduk. Makanan yang dikonsumsi orang
tua pasien lebih banyak beli diluar karena orang tua pasien berkerja, sedangkan
untuk anak hanya mengkonsumsi susu formula dari umur 0 hari sampai sekarang. Botol
susu pasien dibersihkan dengan cara dicuci dengan menggunakan sabun cuci piring
saja. Pasien hanya
minum susu saja dan belum mendapatkan makanan tambahan. Nadi : 148 x/mt
Suhu: 38,4 0C RR : 43
x/menit, TD: 80/50 mmHg Skala nyeri :
0,
retraksi otot dada (+), oksigen nasal 2lpm. Perut kembung, peristaltic
30x/menit.
Tugas :
1.
Buatlah Asuhan Keperawatan dengan pengkajian head to
toe
2.
Buatlah SOP penatalaksanaan cairan pada anak
dehidrasi.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
Pengkajian tgl. : 15 Juli 2020 Jam : 14.00 WIB MRS tanggal : 15 Juli 2020 No. RM : 12.48.xx.xx Ruang/Kelas : Bona 1 Diagnosa Masuk : Diare |
Identitas |
Identitas Anak Nama
Tanggal Lahir Jenis kelamin Usia Diagnosa
Medis Diagnosa Medis Alamat Sumber Informasi |
: An. S
: 13
April 2020 :
Perempuan : 3
Bulan : Diare :
Surabaya : Ibu klien
(Ny.R) |
|
Idenitas Orang Tua Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah/Ibu Pendidikan Ayah/Ibu Agama Suku/Bangsa Alamat |
: Tn. A : Ny. R : Swasta/Swasta : SLTA/SLTA : Islam : Jawa/Indonesia : Surabaya |
|
|||||
Riwayat Sakit
dan kesehatan |
Keluhan Utama : Ibu klien mengeluh bahwa BAB anaknya cair sejak pagi hari ± 7 kali. Riwayat Penyakit
Sekarang : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami / BAB cair sejak
pagi hari ± 7 kali. BAB cair tidak ada lendir atau darah. Mual
muntah dan demam sejak 1 hari SMRS berisi susu. Pasien juga mengalami sesak.
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk, memiliki 1 jamban leher angsa di
dalam rumah, air mandi dan air minum mengunakan air PDAM. Tetangga pasien banyak yang merokok dan asap rokoknya
sering masuk ke rumah pasien karena lingkungan tempat tinggal pasien yang
padat penduduk. Makanan yang
dikonsumsi orang tua pasien lebih banyak beli diluar karena orang tua
pasien berkerja, sedangkan untuk anak hanya mengkonsumsi susu formula dari
umur 0 hari sampai sekarang. Botol susu pasien dibersihkan dengan cara dicuci
dengan menggunakan sabun cuci piring saja. Pasien hanya minum susu saja dan belum mendapatkan makanan tambahan Riwayat kesehatan sebelumnya Riwayat Kesehatan yang lalu : Ø Penyakit yg
pernah diderita O Demam O Kejang Batuk Pilek
O Mimisan O Lain-lain Ø Operasi :
O Ya Tidak
Tahun: Klien tidak pernah operasi Ø Alergi :
O Makanan O Obat O Udara O Debu O Lainnya: klien tidak ada alergi Ø Imunisasi : BCG (Umur 2 bulan) Polio 2x (Umur 2 dan 3 bulan) DPT 2x (Umur 2 dan 3 bulan bulan) Hepatitis 2x (Umur baru lahir dan 2
bulan) Campak (belum pernah) Riwayat kesehatan keluarga Ø Penyakit yang
pernah diderita keluarga: Ibu klien mengatakan tidak ada penyakit seperti
hipertensi dan DM yang pernah diderita
oleh keluarga. Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa seperti An.S. Ø Lingkungan
rumah dan komunitas: Ibu klien mengatakan tinggal di lingkungan padat penduduk, memiliki 1
jamban leher angsa di dalam rumah, air mandi dan air minum mengunakan air
PDAM. Tetangga banyak yang merokok dan asap rokoknya sering
masuk ke rumah saya karena lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk Ø Perilaku yang
mempengaruhi kesehatan: Makanan yang
dikonsumsi saya dan suami lebih banyak beli diluar karena saya dan
suami berkerja, sedangkan untuk anak saya hanya mengkonsumsi susu formula
dari umur 0 hari sampai sekarang. Botol susu dibersihkan dengan cara dicuci
dengan menggunakan sabun cuci piring saja. Ibu An. S mengatakan An. S hanya minum susu saja dan belum mendapatkan makanan
tambahan Ø Persepsi
keluarga terhadap penyakit anak: Ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya |
||||||||||
|
Riwayat nutrisi Ø Nafsu makan:
O Baik O Tidak O Mual O Muntah Ø Pola makan :
O 2x/hari
O 3x/hari O >3x/hari Ø Minum: Jenis : Susu formula , jumlah: ±700cc/hari Ø Pantangan makan : O Ya Tidak Ø Menu
makanan : Susu Formula. Riwayat Pertumbuhan Ø BB saat ini : 3,8 Kg , TB : 54 cm, LK: 41 cm, LD: 35 cm, LLA: 10,5 cm Ø BB normal
sesuai usia: 3,9-6,9 kg Ø BB Lahir : 2900 gr BB
sebelum sakit: 4,4 Kg Ø Panjang Lahir: 48 cm Ø Status nutrisi : Gizi kurang Ø BB ideal: BB lahir
(gr)+(usiax600gr)=2900+(3x600)=4700gram Riwayat Perkembangan Ø Pengkajian
Perkembangan (DDST) berdasarkan skala Denver: anak
mengalami keterlambatan perkembangan disektor motorik kasar 1.
Personal sosial: anak tertawa dan menjerit karena gembira diajak
bermain 2.
Motorik halus: anak mulai belajar meraih benda-benda yang ada didalam
dan luar jangkauannya 3.
Bahasa: anak mampu mengoceh kearah suara,satu
silabel,meniru bunyi kata-kata 4.
Motorik kasar: anak mampu mengangkat kepala 90° dan mengangkat dada
dengan bertopang tangan Ø Tahap
Perkembangan Psikososial : Fase Percaya tidak
percaya ( lahir-1 tahun) anak merasa aman dan nyaman saat didekat ibunya dan
sering menangis saat digendong orang yang baru dilihatnya Ø Tahap
Perkembangan Psikoseksual : Fase oral (umur 0- 1
tahun) anak merasa senang
setelah menyusu dan sering memasukan benda benda asing kedalam mulutnya PEMERIKSAAN FISIK HEAD
TO TOE: 1. Keadan Umum Klien a. KU : Sedang b. Kesadaran : compsmentis 2. Tanda-tanda vital a. Suhu : 38,4 0C b. Nadi : 148 x/menit c. Respirasi : 43 x/menit d. Tekanan darah : 8-/50
x/menit 3. Antropometri a.
Tinggi badan : 54 cm b.
Berat badan :
3,8 kg c.
Lingkar lengan atas : 10,5 cm d.
Lingkar kepala : 41 cm e.
Lingkar dada: 35 cm f.
Lingkar perut : 33 cm 4. Sistem pernapasan a.
Hidung : Bentuk simetris, adanya sekret, anak batuk
pilek Kelenjar dan leher : tidak ada pembengkakan pada leher b.
Dada 1)
Bentuk dada : bentuk dada simetris 2)
Perbandingan ukuran anterior-posterios dengan
transversal 3)
Gerakan dada : tidak teratur, adanya retraksi otot
bantu nafas 4)
Suara nafas : wheezing c.
Clubbing finger : normal 5. Sistem cardiovaskuler a.
Conjungtiva : anemis b.
Suara jantung S1, S2 : Normal (Lub, duk) c.
Capitary refilling time :≤3 detik |
|
|||||||||
|
6. Sistem Pencernaan a.
Sklera : tidak ada ikterus b.
Mulut : mukosa mulut kering c.
Jumlah gigi : d.
Kemampuan menelan : anak jarang mau menyusu e.
Abdomen : peristaltik usus 30 x/menit, anak hanya
mengkonsumsi susu formula dari umur 0 hari sampai sekarang. f.
Anus : bersih tidak ada masalah 7. Sistem indra a.
Mata 1)
Kelopak mata : konjungtiva anemis 2)
Pemeriksaan visus :- 3)
Lapang pandang:- b.
Hidung 1)
Penciuman : tidak ada masalah pada penciuman c.
Telinga 1)
Keadaan daun telinga : bersih tidak ada kelainan 2)
Fungsi pendengaran : baik 8. Sistem saraf a.
Fungsi serebral 1)
Status mental : anak nampak menangis saat hendak
dilakukan pemeriksaan 2)
Kesadaran : composmentis 3)
Bicara ekspresive : anak menangis b.
Fungsi cranial 1)
Nervus I : fungsi penciuman normal 2)
Nervus II : Fungsi penglihatan normal 3)
Nervus III : reflek pupil normal 4)
Nervus IV : gerakan mata normal 5)
Nervus V: bayi dapat menghisap tapi jarang mau menyusu 6)
Nervus VI : defiasi mata normal 7)
Nervus VII : gerakan wajah normal 8)
Nervus VIII : pendengaran normal 9)
Nervus IX : bayi jarang mau menyusu belum dapat
membedakan rasa 10) Nervus X : reflek
menelan kuarang baik, bayi mual dan muntah 11) Nervus XI : dapat
menggerakan dahi dengan normal 12) Nervus XII : lambat
dalam menggerakan lidah c.
Fungsi motorik By. E bergerak aktif saat menangis d.
Fungsi tensus By. E merasakan semua rangsangan yang diberikan 9. Sistem muskuloskeletal a.
Kepala : tidak ada kelainan b.
Vertebrata : tidak ada kelainan c.
Pelvis : tidak ada kelainan d.
Lutut : tidak ada kelainan e.
Kaki : kedua kaki normal f.
Tangan : kedua tangan normal 10. Sistem integumen a.
Rambut : belum tumbuh rambut b.
Kulit : bersih c.
Kutu : tidak ada 11. Sistem endokrin a.
Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan kelenjar
thyroid b.
Eksliresi urine : - 12. Sistem perkemihan By. E BAB sehari hari ± 7 kali. BAB cair tidak ada lendir atau darah. 13. Sistem reproduksi vagina
Bersih tidak ada kelainan 14. Sistem imun Riwayat alergi : tidak ada riwayat alergi |
|
|||||||||
ROS |
Observasi & Pemeriksaan Fisik (ROS:Review Of
System) |
|
|||||||||
Keadaan Umum : O Baik Sedang O Lemah
Tanda vital TD: 80/50 mmHg Nadi: 148x/mnt Suhu Badan: 38,40C RR: 43x/mnt |
|
||||||||||
Pernafasan B1 (Breath) |
Bentuk dada : O Normal O Tidak, jenis Pola nafas Irama
: O Teratur O Tidak teratur Jenis
O Dispnoe O Kusmaul
O Ceyne
Stokes O Lain-lain: Suara Nafas : O Vesiculer O Ronchi O Wheezing O Stridor O Lain-lain: Sesak Nafas O
Ya O Tidak Batuk Ya
O Tidak Retraksi otot bantu nafas : O Ada O ICS
O Supraklavikular O Suprasternal O Tidak ada Alat bantu pernafasan : O Ya: O Nasal O Masker O Respirator (2 lpm) O Tidak Lain-lain : Ibu klien mengatakan By.E batuk dan pilek, frekuensi
nafas 43 x/menit
Masalah : Pola
nafas tidak efektif |
|
|||||||||
Kardiovakuler B2 (Blood) |
Irama jantung:
O teratur O tidak teratur S1/S2
tunggal O Ya O Tidak Nyeri dada:
O ya O tidak Bunyi jantung: O Normal O Murmur O Gallop OLain-lain: CRT:
O < 3 detik O > 3 detik Akral: O Hangat O Panas
O Dingin
kering O Dingin basah Lain-lain : HR: 148x/menit
Masalah : Tidak ada
masalah keperawatan |
|
|||||||||
|
GCS Eye: 4 Verbal: 5
Motorik: 6 Total:15 |
|
|||||||||
Reflek Fisiologis: O menghisap O menoleh O menggenggam O moro (Khusus neonatus/Infant) O Patella O Triceps O Biceps O Lain-lain: Reflek Patologis: O Babinsky O Budzinsky O Kernig
O Kaku
kuduk OLain-lain …….. Lain-lain : Istirahat / tidur : siang ± 3 jam, malam ± 8 jam. Total ± 11 jam/hari Gangguan
tidur : Klien tidak mengalami gangguan tidur Kebiasaan sebelum tidur: Minum susu O Mainan O Cerita / Dongeng
Masalah : Tidak ada masalah keperawatan |
|
||||||||||
Persarafan &
Penginderaan B3 (Brain) |
Penglihatan (mata) Pupil : O Isokor O Anisokor O Lain-lain: Sclera/Konjungtiva :
O Anemis O
Ikterus O Lain-lain: Gangguan Penglihatan : O
Ya O Tidak Pendengaran(Telinga) : Gangguan Pendengaran : O Ya O Tidak Jelaskan : Tidak
ada gangguan Penciuman (Hidung) : Bentuk : O Normal O Tidak Jelaskan : Tidak ada gangguan Gangguan Penciuman : O
Ya O Tidak Jelaskan: Tidak ada gangguan
Masalah : Tidak ada
masalah keperawatan |
||||
Perkemihan B4 (Bladder) |
Kebersihan: O Bersih O Kotor Urin: Jumlah: ±950 cc/hari Warna:
Kuning jernih Bau: khas urin Alat bantu (kateter, dan
lain-lain): Tidak Kandung kencing : Membesar O Ya O Tidak Nyeri
tekan O Ya O Tidak Bentuk Alat Kelamin : O Normal O Tidak normal, Sebutkan Uretra : O Normal O Hipospodia/Epispadia Gangguan: O Anuria O Oliguria O Retensi O Inkontensia O
Nokturia O Inkontinensia O Lain-lain: Tidak ada
Masalah : Tidak ada
masalah keperawatan |
||||
Pencernaan B5 (Bowel) |
Nafsu makan: O Baik Menurun Frekuensi: x/hari Porsi makan: O
Habis O Tidak Ket.: anak jarang mau menyusu Minum: ±700cc/hari Jenis:
susu formula Mulut dan Tenggorokan Mulut: O Bersih O Kotor O Berbau Mukosa: O Lembab Kering O Stomatitis Tenggorokan: O
Sakit/Nyeri Telan O
Kesulitan menelan
O Pembesaran tonsil
O Lain-lain: - Abdomen Perut: O Tegang O Kembung O Ascites O Nyeri tekan, lokasi Peristaltik : 30 x/menit Pembesaran hepar O Ya O Tidak Pembesaran lien O Ya O Tidak Buang air besar:7x/Hari Teratur: O Ya O Tidak Konsistensi : Cair Bau: Khas
feses Warna: Kuning hijau Lain-lain: Ø BB saat ini : 3,8 Kg , TB : 54 cm, LK: 41 cm, LD: 35 cm, LLA: 10,5 cm Ø BB normal
sesuai usia: 3,9-6,9 kg Ø BB Lahir : 2900 gr BB
sebelum sakit: 4,4 Kg Ø Panjang Lahir: 48 cm Ø Status nutrisi : Gizi kurang Ø BB ideal: BB lahir
(gr)+(usiax600gr)=2900+(3x600)=4700gram
Masalah :
Hipovolemi, Defisit nutrisi |
||||
Muskuloskeleta B6 (Bone&Integumen) |
Kemampuan pergerakan sendi : O Bebas O Terbatas Kekuatan otot: Kulit : - Warna kulit: O Ikterus O Sianotik O Kemerahan O Pucat O Hiperpigmentasi Turgor:
O Baik O Sedang O Jelek Odema:
O Ada O Tidak ada Lokasi: Tidak ada Lain-lain :
Masalah: Tidak ada
masalah keperawatan |
||||
Endokrin |
Tyroid:
Membesar O Ya O Tidak Hiperglikemia O Ya O Tidak Hipoglikemia O Ya O Tidak Luka Gangren O Ya O Tidak Lain-lain: Tidak ada
Masalah : Tidak ada
masalah keperawatan |
||||
Pers. Hygiene |
Mandi : 2 x/hari Sikat gigi : 2x/hari (pagi dan malam hari) Keramas : 2 x/minggu Memotong kuku: 1
x/minggu (kuku terlihat rapi) Ganti pakaian : 2 x/hari
Masalah : Tidak ada
masalah keperawatan |
||||
Psiko-sosio-spiritual |
a.
Ekspresi afek dan emosi : O
Senang O Sedih O Menangis O
Cemas O Marah O Diam O
Takut O Lain: b.
Hubungan dengan keluarga: O Akrab O Kurang akrab c.
Dampak hospitalisasi bagi anak: Klien tampak tenang bila ibunya berada
didekatnya. An.S akan
menangis apabila ada perawat atau dokter yang menghampirinya untuk dilakukan
pemeriksaan atau tindakan. d.
Dampak hospitalisasi bagi orang tua: Ibu klien tampak kawatir dengan kondisi anaknya
Masalah : Ansietas pada
orangtua |
||||
Data Penunjang (Lab, Foto, USG, dll) 1.
Pemeriksaan fases a.
Makroskopis Warna : Kuning hijau Bau : Khas Konsistensi : Cair Lendir :
Negatif Darah : Negatif Nanah :
Negatif b.
Mikroskopis Lekosit : (+) 1-3/LPB Eritrosit : (+) 1-3/LPB Amoeba : Negatif Bakteri : Positif 2.
Pemeriksaan darah lengkap Hemoglobin : 9,0
g/dL Albumin : 3,6 gr/dL Lekosit : 7000 /uL Trombosit : 294.000 /uL Hematokrit : 44,5% Eritrosit : 5,74 10/uL Monosit : 13,9% MCV : 49,8 fL SGOT : 100 iu/L SGT : 110 iu/L Elektrolit = Na : 131
mmol/L K : 8.3 mmol/L Cl : 71 mmol/L |
|||||
Terapi/Tindakan lain: -
Ringer Laktat 500ml/ 24jm -
Lacto B : 2x1 -
Pct 3x ½ sendok
teh -
Zink syrup 3 x1 sendok teh -
Cefotaxime 2x800
gram -
Ondansentron 3x0,8 mg |
|||||
Surabaya,15 Juli 2020
Ners
(Arifatul Mahmudah) |
Ringkasan Kasus : 1)
Identitas
Anak: Nama : An.S Jenis kelamin
: Perempuan Umur : 3 bulan Diagnosa Medis : Diare 2)
Anamnesis
dan pemeriksaan fisik: Keluhan : Ibu klien mengeluh
bahwa
kepala anaknya semakin membesar. Uraian : Ibu An. S mengatakan bahwa anaknya mengalami BAB cair sejak
pagi hari ± 7 kali. BAB cair tidak ada lendir atau darah. Mual
muntah dan demam sejak 1 hari SMRS berisi susu. An.S juga mengalami sesak.
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk, memiliki 1 jamban leher angsa di
dalam rumah, air mandi dan air minum mengunakan air PDAM. Tetangga pasien banyak yang merokok dan asap rokoknya
sering masuk ke rumah pasien karena lingkungan tempat tinggal pasien yang
padat penduduk. Makanan yang
dikonsumsi orang tua pasien lebih banyak beli diluar karena orang tua
pasien berkerja, sedangkan untuk anak hanya mengkonsumsi susu formula dari
umur 0 hari sampai sekarang. Botol susu pasien dibersihkan dengan cara dicuci
dengan menggunakan sabun cuci piring saja. Pasien hanya minum susu saja dan belum mendapatkan makanan tambahan. Hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik ditemukan data Nadi : 148 x/mt
Suhu: 38,4 0C RR : 43 x/menit,
TD: 80/50 mmHg Skala nyeri
: 0, retraksi otot dada (+), oksigen nasal 2lpm.
Perut kembung, peristaltic 30x/menit. 3)
Pemeriksaan
penunjang: 1.
Pemeriksaan fases a.
Makroskopis Warna : Kuning hijau Bau :Khas Konsistensi : Cair Lendir :
Negatif Darah : Negatif Nanah : Negatif b.
Mikroskopis Lekosit :
(+) 1-3/LPB Eritrosit :
(+) 1-3/LPB Amoeba :
Negatif Bakteri :
Positif 2.
Pemeriksaan darah lengkap Hemoglobin : 9,0
g/dL Albumin : 3,6 gr/dL Lekosit : 7000 /uL Trombosit : 294.000 /uL Hematokrit : 44,5%
Eritrosit : 5,74 10/uL Monosit : 13,9% MCV : 49,8 fL SGOT : 100 iu/L SGT : 110 iu/L Elektrolit = Na : 131 mmol/L K : 8.3 mmol/L Cl : 71 mmol/L 4.Terapi: -
Ringer Laktat 500ml/ 24jm -
Lacto B : 2x1 -
Pct 3x ½ sendok the -
Zink syrup 3 x1 sendok the -
Cefotaxime 2x800
gram -
Ondansentron 3x0,8 mg |
ANALISA
DATA
TANGGAL |
DATA |
ETIOLOGI |
MASALAH |
|||||||||
15/07/20 |
DS : -
Ibu klien mengatakan anaknya buang air besar 7x dari pagi. -
Ibu klien mengatakan BAB cair tidak ada lendir atau
darah -
Ibu An. S mengatakan anak hanya mengkonsumsi susu
formula dari umur 0 hari sampai sekarang. Botol susu An.S dibersihkan dengan
cara dicuci dengan menggunakan sabun cuci piring saja DO: -
Mukosa bibir kering -
Hematokrit 44,5% -
BB menurun (BB sebelum sakit 4,4 kg, saat sakit 3,8 kg) -
BB saat ini : 3,8 Kg -
BB sebelum sakit: 4,4 Kg -
Panjang Lahir: 48 cm -
N : 148 x/menit -
TD : 80/50 mmHg -
Peristaltik : 30 x/menit |
Frekuensi BAB
meningkat Kehilangan cairan
elektrolit berlebih
Kehilangan cairan
dalam intrasel
Volume sirkulasi menurun
Hipovolemia |
Hipovolemi (D.0023) |
|||||||||
15/07/20 |
DS: Ibu klien mengatakan tetangga
dirumahnya banyak yang merokok dan asap rokoknya sering masuk ke rumah pasien
karena lingkungan tempat tinggal pasien yang padat penduduk. DO: -
Pola napas dispnea -
Terdapat retraksi otot pernapasan -
RR :43 x/menit -
O2 nasal canul 2 lpm -
An. S terlihat sesak |
Alergen masuk ke tubuh Merangsang sel-sel reseptor Ig M (Sel mast, basofil, iosinofil)
meningkatkan IgE Degranulasi sel mast dan mengeluarkan bebgaia mediator kimia Kontraksi otot polos Penyempitan saluran napas
Ventilasi terganggu (dyspnea) |
Pola napas tidak
efektif (D.0005) |
|||||||||
15/07/20 |
DS : -
Ibu klien mengatakan demam sejak 1 hari SMRS DO: -
Suhu: 38,4 -
Akral hangat -
Nadi: 148 x/menit -
RR : 43 x/menit |
Frekuensi BAB meningkat
Inflamasi usus Pathogen ke
pem.darah Melepas peroxin exogen Fagositosis
pem.darah
Menstimulasi hipotalamus
Gg.termoregulasi Hipertermi |
Hipertermi (D.0130) |
|||||||||
15/07/20 |
DS : -
Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya menurun -
Ibu klien mengatakan An.S hanya minum susu saja dan
belum mendapatkan makanan tambahan -
Ibu klien mengatakan anak jarang mau menyusu DO: A - BB Saat ini 3,8 Kg - BB sebelum sakit 4,4 Kg - LD 35cm - LK 41cm - LLA 10,5cm B - Albumin 3,6 gr - Hemoglobin 9,0 g/dL - SGOT 100 iu/L - SGPT 110 iu/L C - Anak tampak
jarang mau menyusu - An. S
rewel D -
Susu
formula tanpa ASI dari usia 0 sampai sekarang |
Frekuensi BAB
meningkat Sulit
menyerap makanan
Distensi abdomen Peristaltik usus
meningkat Nausea
Asam
labung meningkat Anoreksia Defisit nutrisi |
Defisit nutrisi (D.0019) |
|||||||||
15/07/20 |
DS: -
Ibu mengatakan khawatir
terhadap kondisi anaknya -
Ibu mengatakan sulit tidur. DO: - Ibu klien tampak gelisah - Ibu klien tampak tegang |
Frekuensi BAB meningkat Dampak hospitalisasi
Kurang terpapar informasi
Ansietas |
Ansietas (D.0080) |
PRIORITAS DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
Tanggal 15 Juli 2020
1.
Pola napas
tidak efektif berhubungan dengan penyempitan saluran nafas ditandai dengan
sesak nafas, adanya retraksi otot dada, dispnea, terpasang oksigen nasal 2 lpm
(D.0023)
2.
Hipovolemia berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif ditandai dengan mukosa bibir kering, nadi 148 x/menit, TD:
80/50 mmHg (D.0005)
3.
Hipertermi berhubungan dengan
dehidrasi ditandai dengan akral hangat, suhu
38,4 C (D.130)
4.
Defisit nutrisi berhubungan
dengan ketidakmapuan mengaborbsi makanan ditandai dengan mengalami penurunan BB
(BB sebelum sakit 4,4 kg, saat sakit 3,8 kg), nafsu makan menurun, badan lemas,
Albumin 3,6 gr, Hemoglobin 9,0 g/Dl (D.0019)
5.
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan ibu
klien khawatir dengan kondisi anaknya, ibu tampak tegang dan gelisah (D.0080)
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
No. |
HARI/ TANGGAL |
WAKTU |
DIAGNOSIS KEPERAWATAN (Tujuan, Kriteria Hasil) |
INTERVENSI |
RASIONAL |
1. |
Rabu, 15 Juli 2020 |
14.00 WIB |
Pola napas tidak efetif berhubungan dengan penyempitan
saluran nafas ditandai dengan sesak nafas, adanya retraksi otot dada,
dispnea, terpasang oksigen nasal 2 lpm (D.0023) Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 1x8 jam, masalah keperawatan pola napas tidak efektif, dengan kriteria hasil
sebagai berikut : Kriteria Hasil : Pola Napas (L.01004) -
Dispnea menurun (5) -
Penggunaan otot bantu napas menurun (5) -
Frekuensi napas membaik (5) |
Pemantauan Respirasi (I.01014) Observasi 1. Monitor
frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas 2. Monitor
pola napas ( seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik) 3. Palpasi
kesimetrisan ekspansi paru 4. Auskultasi
bunyi napas 5. Monitor
saturasi oksigen, nilai AGD, dan hasil x-ray thoraks Terapeutik 6. Berikan oksigen, jika perlu Edukasi 7. Informasikan
hasil pemantauan, jika perlu Kolaborasi 8. Kolaborasi pemberian nasal kanul 2 lpm |
Observasi 1. Mengetahui
peningkatan kerja napas. 2. Mengetahui
adanya obstruksi jalan napas. 3. Mengetahui
adanya tahanan jalan napas. 4. Mengetahui
bunyi napas tambahan yang mengarah ke sumbatan/tahanan jalan napas 5. Mengetahui
dan menentukan intervensi yang sesuai Terapeutik 6. Memaksimalkan
peningkatan pola napas Edukasi 7. Klien
dan keluarga mengetahui penyebab dan pemicu gangguan pola napas Kolaborasi 8. Mengurangi sesak nafas pada klien |
2. |
Rabu, 15 Juli 2020 |
14.00 WIB |
Hipovolemia b.d
kehilangan cairan aktif (D.0023) Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan, dalam jangka
waktu 1x8 jam, Keseimbangan cairan meningkat dengan Kriteria Hasil : 1.
Asupan cairan meningkat 2.
Turgor kulit membaik 3.
Bibir lembab 4.
Berat
badan meningkat 5.
Denyut
nadi membaik (batas normal 80-100x/menit) |
Manajemen hipovolemia (1.03116) Observasi 1.
Periksa tanda dan gejala hipovolemi 2.
Monitor intake dan output cairan 3.
Monitor kecepatan infus secara tepat Terapeutik 4.
Hitung kebutuhan
cairan 5.
Berikan asupan cairan oral Edukasi 6.
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral Kolaborasi 7.
Pemberian cairan IV isotonis |
1.
Mengetahui tanda dan gejala hipovolemi untuk menentukan terapi yang tepat 2.
Mengetahui intake dan output cairan untuk menentukan manajemen terapi yang tepat 3.
Kecepatan infus dapat mempengaruhi keberhasilan
terapi dari manajemen hivopolemi 4.
Perhitungan cairan dapat mempengaruhi manajemen
terapi dalam menyeimbangkan cairan 5.
Untuk menambah asupan cairan 6.
Agar dapat membantu peningkatan asupan cairan 7.
Dapat membantu meningkatkan keseimbangan cairan |
3. |
Rabu, 15 Juli 2020 |
14.00 WIB |
Hipertermi b.d dehidrasi (D.0130) Tujuan : setelah
dilakukan asuhan keperawatan, dalam jangka waktu 1x8 jam, Termoregulasi
neonatus membaik dengan Kriteria
Hasil : 1.
Suhu tubuh turun (batas
normal 36-37 C) 2.
Denyut nadi membaik (batas normal 80-100x/menit) |
Manajemen
hipertermi (1.14578) Observasi 1.
Identifikasi penyebab hipertermi 2.
Monitor suhu tubuh 3.
Monitor komplikasi akibat hipertermi Terapeutik 4.
Longgarkan/ lepaskan pakaian 5.
Berikan cairan
oral 6.
Lakukan pendinginan eksternal (mis.kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila) Edukasi 7.
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi 8.
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit |
1.
Mengetahui penyembab hipertermi untuk menentukan terapi yang tepat 2.
Mengetahui suhu tubuh untuk menentukan terapi lanjutan 3.
Mengetahui kondisi terkini untuk mennetukan terapi selanjutnya 4.
Menyeimbangkan suhu tubuh dan ruangan 5.
Menambah cairan dapat menurunkan panas pada tubuh 6.
Untuk menurunkan
deman 7.
Agar ridak terjadi komplikasi dari suhu yang tingggi 8.
Menyeimbangkan cairan dalam tubuh 9.
Untuk menurunkan
demam |
4. |
Rabu, 15 Juli 2020 |
14.00 WIB |
Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang ditandai dengan
penurunan nafsu makan, mukosa bibir kering, penurunan berat badan (D.0032) Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 1x8 jam diharapkan status
nutrisi membaik dengan kriteria hasil: Status nutrisi (L.03030): 1.
Porsi makan yang dihabiskan meningkat 2.
BB badan membaik (usia ideal menurut umur: 3900gram 3.
Napsu makan membaik 4.
Membran mukosa lembab 5.
Kognitif orangtua tentang defisit nutrisi meningkat |
Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi 1. Identifikasi status nutrisi, berat badan dan makanan yang disukai Terapeutik 2. Fasilitasi menentukan nutrisi bagi pasien Edukasi 3. Lakukan pendidikan
kesehatan pada orang tua mengenai nutrisi 4. Ajarkan untuk
menyajikan makanan secara menarik sesuai kesukaan anak Kolaborasi 5. Kolaborasi gizi
untuk pemenuhan diet sesuai kebutuhan kalori |
1.
Mengetahui apakah gizi kurang atau gizi lebih 2.
Mengetahui kemampuan memenuhi nutrisi 3.
Penurunan berat badan dan serum albumin menandakan adanya risiko
atau aktual defisit nutrisi 4.
Nutrisi parenteral sebagi
alternatif saat asupan per oral tidak memungkinkan 5.
Posisi duduk saat makan dapat
mencegah aspirasi dan sesak napas |
5. |
Rabu 15 Juli 2020 |
14.00 WIB |
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan ibu klien khawatir dengan kondisi anaknya, ibu tampak tegang dan
gelisah (D.0080) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
1x2 jam, diharapkan tingkat ansietas menurun dengan kriteria hasil : Tingkat ansietas
(L.09093) 1.
Verbalisasi
khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5) 2.
Perilaku gelisah
menurun (5) Tingkat Pengetahuan (L.12111) 1.
Perilaku
sesuai dengan pengetahuan meningkat (5) 2.
Perilaku
membaik (5) 3.
Persepsi
yang keliru terhadap masalah menurun (5) |
Reduksi Ansietas (I. 09314) Observasi 1. Monitor
tanda-tanda ansietas dari orang tua (verbal- nonverbal) 2. Pahami
situasi yang membuat ansietas Terapeutik 3. Dengarkan
dengan penuh perhatian 4. Latih dan ajarkan
teknik relaksasi/distraksi 5. Libatkan keluarga dalam
perawatan Edukasi 6. Jelaskan prosedur tindakan fisioterapidada yang
akan dilakukan pada pasien. 7. Informasikan
secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis penyakit pada
pasien |
1.
Ansietas bisa terlihat dari
ungkapan verbal dan tanda-tanda nonverbal 2.
Menentukan intervensi yang tepat mengatasi ansietas yang dialami 3.
Dengan mendengar, perawat
bisa memahami permasalahan yang dialami pasien 4.
Menyiapkan daya penerimaan
keluarga terhadap perburukan kondisi 5.
Meningkatkan pengetahuan
keluarga dan mengurasi ansietas 6.
Mengurangi ansietas |
FORMAT
MODEL PIE (PROBLEM INTERVENSI, EVALUASI)
MASALAH |
WAKTU |
IMPLEMENTASI |
WAKTU |
EVALUASI |
PARAF |
|||
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penyempitan saluran nafas |
14.00 14.03 14.05 14.07 14.12 15.00 |
1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
napas R: RR: 43 x/menit,
adanya retraksi otot dada 2. Memonitor pola napas ( seperti bradipnea, dispnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik) R: pola nafas An. S
dispnea 3. Mengauskultasi
bunyi napas R: bunyi nafas
terdengar wheezing 4. Memonitor saturasi oksigen R: SpO2 96% 5. Memberikan oksigen R: diberikan O2 menggunakan nasal
kanul 2 lpm 6. Menginformasikan
hasil pemantauan R: Ibu An. S mengetahui
hasil pemantauan anaknya |
15/07/2020 15.00 |
S: Ibu klien mengatakan
anaknya lebih tenang setelah dilakukan pemberian oksigen O: -
Keadaan umum anak sedang -
RR : 43x/menit -
N : 148x/menit -
Suara napas
wheezing -
Adanya
penggunaan otot bantu napas -
Terpasang
nasal kanul 2 lpm A :
Masalah keperawatan pola nafas belum teratasi P: Lanjutkan
intervensi 1,2,3,4,5,6 |
Arifa |
|||
Hipovolemi
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif |
14.15 15.05 16.00 17.00 17.30 18.30 20.00 |
1.
Memeriksa tanda dan
gejala hipovolemi R
: mata cekung, mukosa bibir kering, persitaltik : 30x/menit 2.
Memonitor intake dan output cairan R
: input 650 – output 850 BL : 200ml 3.
Memonitor kecepatan infus secara tepat R : kecepatan sesuai 4.
Menghitung
kebutuhan cairan R
: 80 ml/kgbb/hari (100x3,9kg = 390ml/hari) 5.
Memberikan
asupan cairan oral R
: pasien minum 80ml 6.
Menganjurkan
memperbanyak asupan cairan oral R
: pasien dan keluarga kooperatif 7.
Memberikan cairan IV isotonis R: pemberian RL, pasien rewel |
15/07/2020 20.00 |
S: -
Ibu klien mengatakan anaknya buang air besar 7x dari pagi. -
Ibu klien mengatakan BAB cair tidak ada lendir atau
darah O : -
Badan lemas -
Mata cekung -
Mukosa bibir
kering -
Nadi: 148
x/menit -
Suhu 38,4°C -
BL 200ml -
Peristaltik
usus : 30 x/menit A :
Masalah keperawatan hipovolemi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7 |
Arifa |
|||
Hipertermi
berhubungan dengan dehidrasi |
14.20 15.10 15.30 15.35 16.05 16.10 19.05 20.05 |
1.
Mengidentifikasi
penyebab hipertermi R : inflamasi usus 2.
Melakukan pendinginan
eksternal (mis.kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila) R
: kompres axila dan dahi 3.
Memonitor suhu tubuh, nadi dan warna kulit tiap 8 jam R : S= 38,4° C, N 148x/menit 4.
Memberikan
cairan oral R
: pasien minum susu
formula 5.
Berkolaborasi
pemberian cairan dan elektrolit R : ringer laktat
500ml/hari 6.
Berkolaborasi
pemberian antipiretik R
: Sanmol drop 3,07 cc 7.
Melonggarkan/
lepaskan pakaian R
: pakaian pasien longgar 8.
Menganjurkan tirah baring R : pasien bedrest |
15/07/2020 20.05 |
S: Ibu
klien mengatakan anaknya masih demam O: -
Akral hangat -
S : 38,4°C -
RR: 43
x/menit -
Peristaltik
: 30x/menit -
Nadi : 148
x/menit A:
Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8,9 |
|
|||
Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang |
14.01 14.35 14.37 16.05 17.10 |
1.
Mengidentifikasi status nutrisi, berat badan dan makanan yang disukai R: BB :
3,8 kg, BB sebelum satkit : 4,4 kg, BB lahir 2800gram, status nutrisi: gizi
kurang, makanan: susu formula 2.
Memfasilitasi menentukan nutrisi bagi pasien R: ASI
atau susu formula diberikan setiap 3 jam sekali 3.
Melakukan pendidikan kesehatan pada orang tua mengenai nutrisi R: Ibu
klien tampak mengerti setelah dijelaskan untuk pemberian susu tiap 3 jam
sekali 4.
Berkolaborasi pemberian suplemen nutrisi pada anak R:
Berkolaborasi dengan dokter 5.
Menjelaskan
kepada ibu tentang perawatan botol susu yang harus di sterilkan dengan cara
merebus botol susu anaknya R: Ibu
tampak memahami |
15/07/2020 17.10 |
S:
Ibu klien mengatakan nafsu anak klien menurun, anak jarang mau menyusu O: -
BB : 3,9 kg,
BB lahir: 2800gram -
status
nutrisi: gizi kurang -
Ibu klien
nampak mengerti setelah diberikan penjelasan memberikan susu tiap 3 jam
sekali A:
Masalah keperawatan defisit nutrisi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 |
Arifa |
|||
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi |
14.15 14.17 14.20 14.25 17.15 18.00 20.25 |
1.
Memonitor tanda-tanda ansietas dari orang tua (verbal- nonverbal) R: Ibu
klien mengatakan kepala anaknya semakin membesar 2.
Memahami situasi yang membuat ansietas R: Ibu
klien baru mengetahui penyakit klien 3.
Mendengarkan dengan penuh perhatian R: Ibu
klien tampak antusias menceritakan kondisi anaknya 4.
Melatih dan ajarkan teknik relaksasi/distraksi R: Orangtua
klien kooperatif 5.
Melibatkan
keluarga dalam perawatan R: Keluarga kooperatif 6.
Menjelaskan
prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien. R: Ibu
klien tampak mengerti 7.
Menginformasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis penyakit pada pasien R:
Orangtua klien tampak memahami |
15/07/2020 20.25 |
S: Ibu
mengatakan khawatir akan kondisi anaknya O: -
Ibu tampak
gelisah -
Ibu tampak
khawatir A:
Masalah keperawatan ansietas belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi no 1,2,3,4,5,6,7 |
Arifa |
|||
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penyempitan saluran nafas |
07.10 07.13 07.15 07.17 08.15 09.00 |
1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
napas R: RR: 40 x/menit,
adanya retraksi otot dada 2. Memonitor pola napas ( seperti bradipnea, dispnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik) R: pola nafas An. S
dispnea berkurang 3. Mengauskultasi
bunyi napas R: bunyi nafas
terdengar vesikuler 4. Memonitor saturasi oksigen R: SpO2 98% 5. Memberikan oksigen R: O2
nasal kanul 2 lpm masih terpasang 6. Menginformasikan
hasil pemantauan R: Ibu An. S mengetahui
hasil pemantauan anaknya |
16/07/2020 09.00 |
S: Ibu klien mengatakan
anaknya lebih tenang setelah dilakukan pemberian oksigen O: -
Keadaan umum anak sedang -
RR : 40x/menit -
N : 140x/menit -
Adanya
penggunaan otot bantu napas -
Terpasang
nasal kanul 2 lpm A :
Masalah keperawatan pola nafas belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6 |
Arifa |
|||
Hipovolemi
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif |
07.30 08.00 08.25 09.00 10.00 10.05 11.00 |
1.
Memeriksa tanda dan
gejala hipovolemi R
: mata cekung
berkurang, mukosa bibir lembap, persitaltik : 25x/menit 2.
Memonitor intake dan output cairan R
: input 750 – output 950 BL : 200ml 3.
Memonitor kecepatan infus secara tepat R : kecepatan sesuai 4.
Menghitung
kebutuhan cairan R
: 100 ml/kgbb/hari (120x3,9kg = 460ml/hari) 5.
Memberikan
asupan cairan oral R
: pasien minum 100ml 6.
Menganjurkan
memperbanyak asupan cairan oral R
: pasien dan keluarga kooperatif 7.
Memberikan cairan IV isotonis R: pemberian RL, pasien rewel |
16/07/2020 11.00 |
S: -
Ibu klien mengatakan anaknya masih mencret buang air besar 5x sehari -
Ibu klien mengatakan BAB cair tidak ada lendir atau
darah O : -
Mata cekung
berkurang -
Mukosa bibir
lembap -
Nadi: 140
x/menit -
Suhu 37,4°C -
BL 200ml -
Peristaltik
usus : 25 x/menit A :
Masalah keperawatan hipovolemi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7 |
Arifa |
|||
Hipertermi
berhubungan dengan dehidrasi |
09.05 10.10 10.15 11.05 11.25 12.00 13.00 13.10 |
1.
Mengidentifikasi
penyebab hipertermi R : inflamasi usus 2.
Memonitor suhu tubuh, nadi dan warna kulit tiap 8 jam R : S= 37,4° C, N 140x/menit 3.
Berkolaborasi
pemberian antipiretik R : Sanmol drop
3,07 cc 4.
Memberikan
cairan oral R
: pasien minum susu
formula 5.
Melonggarkan/
lepaskan pakaian R
: pakaian pasien longgar 6.
Melakukan pendinginan
eksternal (mis.kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila) R
: kompres axila dan dahi 7.
Menganjurkan tirah baring R : pasien bedrest 8.
Berkolaborasi
pemberian cairan dan elektrolit R : ringer laktat
500ml/hari |
16/07/2020 13.10 |
S: Ibu
klien mengatakan anaknya demamnya turun O: -
Akral hangat -
S : 37,4°C -
RR: 40
x/menit -
Peristaltik
: 25x/menit -
Nadi : 140
x/menit A:
Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8,9 |
Arifa |
|||
Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang |
07.02 07.08 09.20 11.00 |
1.
Mengidentifikasi status nutrisi, berat badan dan makanan yang disukai R: BB :
4 kg, BB sebelum sakit: 4,4 kg, BB lahir 2800gram, status nutrisi: gizi
kurang, makanan: susu formula 2.
Melakukan pendidikan kesehatan pada orang tua mengenai nutrisi R: Ibu
klien tampak mengerti setelah dijelaskan untuk pemberian susu tiap 3 jam sekali 3.
Berkolaborasi pemberian suplemen nutrisi pada anak R:
Berkolaborasi dengan dokter 4.
Menjelaskan
kepada ibu tentang perawatan botol susu yang harus di sterilkan dengan cara
merebus botol susu anaknya R: Ibu
tampak memahami |
16/07/2020 11.00 |
S:
Ibu klien mengatakan nafsu anak klien mulai meningkat O: -
BB : 4 kg, BB
sebelum sakit: 4,4 kg, BB lahir: 2800gram -
status
nutrisi: gizi kurang -
Ibu klien
nampak mengerti setelah diberikan penjelasan memberikan susu tiap 3 jam
sekali A:
Masalah keperawatan defisit nutrisi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 |
Arifa |
|||
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi |
10.00 11.15 11.17 11.20 12.30 13.00 13.30 |
1.
Memonitor tanda-tanda ansietas dari orang tua (verbal- nonverbal) R: Ibu
klien mengatakan kepala anaknya semakin membesar 2.
Memahami situasi yang membuat ansietas R: Ibu
klien baru mengetahui penyakit klien 3.
Mendengarkan dengan penuh perhatian R: Ibu
klien tampak antusias menceritakan kondisi anaknya 4.
Melatih dan ajarkan teknik relaksasi/distraksi R:
Orangtua klien kooperatif 5.
Melibatkan
keluarga dalam perawatan R: Keluarga kooperatif 6.
Menjelaskan
prosedur tindakan yang akan dilakukan pada pasien. R: Ibu
klien tampak mengerti 7.
Menginformasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis penyakit pada pasien R:
Orangtua klien tampak memahami |
16/07/2020 13.30 |
S:
Ibu mengatakan akan mengikuti saran anjuran yang telah diterangkan oleh
perawat dan dokter O: -
Ibu tampak tampak
tenang -
Ibu tampak
merawat anaknya dengan kasih sayang A:
Masalah keperawatan ansietas teratasi P: Hentikan
intervensi |
Arifa |
|||
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penyempitan saluran nafas |
08.15 08.40 08.45 08.47 09.08 10.45 |
1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
napas R: RR:39 x/menit, tidak
ada retraksi otot dada 2. Memonitor pola napas ( seperti bradipnea, dispnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Cheyne-stokes, biot, ataksik) R: pola nafas An. S
normal 3. Mengauskultasi
bunyi napas R: bunyi nafas
terdengar vesikuler 4. Memonitor saturasi oksigen R: SpO2 99% 5. Memberikan oksigen R: masih menggunakan O2 nasal kanul 2
lpm 6. Menginformasikan
hasil pemantauan R: Ibu An. S mengetahui
hasil pemantauan anaknya |
17/07/2020 10.45 |
S: Ibu klien mengatakan
anaknya lebih tenang setelah dilakukan pemberian oksigen O: -
Keadaan umum anak baik -
RR :39x/menit -
N : 138x/menit -
Suara napas vesikuler -
Tidak ada
penggunaan otot bantu napas -
Terpasang
nasal kanul 2 lpm A :
Masalah keperawatan pola nafas belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6 |
Arifa |
|||
Hipovolemi
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif |
08.00 09.55 10.08 11.05 11.45 12.15 13.20 |
1.
Memeriksa tanda dan
gejala hipovolemi R
: mukosa bibir lembab, persitaltik : 20x/menit 2.
Memonitor intake dan output cairan R
: input 750 – output 950 BL : 200ml 3.
Memonitor kecepatan infus secara tepat R : kecepatan sesuai 4.
Menghitung
kebutuhan cairan R
: 100 ml/kgbb/hari (120x3,9kg = 460ml/hari) 5.
Memberikan
asupan cairan oral R
: pasien minum 100ml 6.
Menganjurkan
memperbanyak asupan cairan oral R
: pasien dan keluarga kooperatif 7.
Memberikan cairan IV isotonis R: pemberian RL, pasien rewel |
17/07/2020 13.20 |
S: -
Ibu klien mengatakan anaknya buang
air besar sudah tidak cair 3x dari pagi. -
Ibu klien mengatakan BAB cair tidak ada lendir atau
darah O : -
Mukosa bibir
lembao -
Nadi: 138
x/menit -
Suhu 36,9°C -
BL 200ml -
Peristaltik
usus : 20 x/menit A :
Masalah keperawatan hipovolemi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7 |
Arifa |
|||
Hipertermi berhubungan
dengan dehidrasi |
08.20 08.30 09.00 10.00 11.00 11.30 12.00 |
1.
Mengidentifikasi
penyebab hipertermi R : inflamasi usus 2.
Memonitor suhu tubuh, nadi dan warna kulit tiap 8 jam R : S= 36,9° C, N 138x/menit 3.
Melonggarkan/
lepaskan pakaian R
: pakaian pasien longgar 4.
Memberikan
cairan oral R
: pasien minum susu
formula 5.
Melakukan pendinginan
eksternal (mis.kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila) R
: kompres axila dan dahi 6.
Menganjurkan tirah baring R : pasien bedrest 7.
Berkolaborasi
pemberian cairan dan elektrolit R : ringer laktat
500ml/hari |
17/07/2020 18.50 |
S: Ibu
klien mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi O: -
Akral hangat -
S : 36,9°C -
RR: 43
x/menit -
Peristaltik
: 20x/menit -
Nadi : 138
x/menit A:
Masalah keperawatan hipertermi teratasi P:
Hentikan intervensi |
Arifa |
|||
Defisit nutrisi berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang |
09.00 09.10 10.00 11.00 13.25 |
1.
Mengidentifikasi status nutrisi, berat badan dan makanan yang disukai R: BB :
4,2 kg, BB sebelum sakit: 4,4 kg, BB lahir 2800gram, status nutrisi: gizi
kurang, makanan: susu formula 2.
Memfasilitasi menentukan nutrisi bagi pasien R: ASI
tetap diberikan atau susu formula diberikan setiap 3 jam sekali 3.
Melakukan pendidikan kesehatan pada orang tua mengenai nutrisi R: Ibu
klien tampak mengerti setelah dijelaskan untuk pemberian susu tiap 3 jam
sekali 4.
Berkolaborasi pemberian suplemen nutrisi pada anak R:
Berkolaborasi dengan dokter 5.
Menjelaskan
kepada ibu tentang perawatan botol susu yang harus di sterilkan dengan cara
merebus botol susu anaknya R: Ibu
tampak memahami |
17/07/2020 13.25 |
S:
Ibu klien mengatakan nafsu anak klien menurun, anak jarang mau menyusu O: -
BB : 4,2 kg,
BB sebelum sakit: 4,4 kg, BB lahir: 2800gram -
Ibu klien
nampak mengerti setelah diberikan penjelasan memberikan susu tiap 3 jam
sekali A:
Masalah keperawatan defisit nutrisi belum teratasi P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5 |
Arifa |
|
SOP DEHIDRASI |
|
1 |
Pengertian |
Dehidrasi atau terapi cairan adalah upaya
mengembalikan cairan tubuh yang terbuang bersama tinja dengan cara mengkonsumsi
cairan yang memadai |
2 |
Tujuan |
Untuk mencegah perburukan status dehidrasi |
3 |
Persiapan klien |
1.
Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan
identifikasi klien. 2.
Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan di lakukan. 3.
Persetujuan/inform consent pasien maupun keluarga 4.
Atur privasi klien 5.
Atur posisi klien sehingga merasakan nyaman 6.
Memonitor tanda-tanda vitalà Suhu, Nadi, RR |
4 |
Persiapan alat dan bahan |
1.
Oralit 2.
Zinc 3.
Air matang 4.
Infus set 5.
Abbocath 6.
Alcohol swab 7.
Handscoon 8.
Tourniquet 9.
Bengkok 10.
Plaster 11.
Gunting plaster 12.
Cairan Ringer laktat atau Nacl 0,9% |
Prosedur penanganan dehidrasi ringan/sedang |
||
8 |
Langkah-langkah |
Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit 1.
Memberikan oralit dengan menentukan oralit untuk 3
jam pertama : (1)
Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih
banyak dari pedoman (2) Untuk anak dari 6
bulan yang tidak menyusu, berikan 100-200 ml air matang selama periode ini 2.
Membuat larutan
oralit (1)
Memcusi tangan dengan air dan sabun (2)
Sediakan 1 gelas air minum yang telah dimasak (200cc) (3)
Masukkan 1 bungkus oralit pada 200cc air (4)
Aduk sampai larut 3.
Memberikan oralit dengan cara : (1)
Minumkan sedikit tapi sering dari cangkir/gelas (2)
Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
berikan lagi lebih lambat (3) Lanjutkan ASI 4.
Memberikan tablet Zinc selama 10 hari
berturut-turut (1)
Umur < 6 bulan : 10mg/hari (2)
Umur > 6bulan : 20mg/hari 5.
Setelah 3 jam (1)
Ulangi penilaian dan klasifikasi Kembali derajat dehidrasi (2)
Memilih rencana terapi sesuai lanjutan pengobatan (3)
Mulai memberikan makan anak |
Prosedur penanganan dehidrasi berat |
||
9 |
Langkah-langkah |
1.
Memberikan cairan intravena secepatnya 2.
Berikan cairan intravena Ringer Laktat atau NaCL
0,9% 3.
Tentukan cairan dengan dosis ml/kgbb yang dibagi
sebagai berikut : |
Komentar
Posting Komentar