Sistem Ganglia Basal
Sistem Ganglia Basal
Kecemasan dan Rasa Takut
Tugas
ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah “psikologi ”
Disusun Oleh :
1.Rika
Milyana (P1337420315014)
2.
Yuliani Pangesti (P1337420315015)
3.
Siti Nur Yani (P1337420315016)
4.
Yeni Febiyani (P1337420315017)
5. Nur Lailah (P1337420315018)
6.
Maelina Triya Hevitasari (P1337420315019)
7.
Arifatul Mahmudah (P1337420315020
Kelas : 1 Reguler A
Dosen
Pembimbing : Afiyah Sri Harnany, SST, M.Si
PRODI
DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
POLTEKKES
KEMENKES SEMARANG
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ganglia basalis yang mengatur kontrol motorik juga terlibat
dalam banyak neuronal pathways seperti fungsi emosional,
motivasional, assosiatif, dan juga fungsi kognitif.
Hubungan antara ganglia basalis dan regio
korteks cerebri memperbolehkan koneksi-koneksi yang diorganisasikan menjadi
sirkuit tersendiri. Aktivitas neuronal didalam ganglia basalis berhubungan
dengan area motorik korteks cerebri dan parameter pergerakan. Sirkuit
kortikal-ganglia basalis-thalamus menjaga organisasi somatotopik neuron yang
berhubungan dengan gerakan. Sirkuit ini memperlihatkan subdivisi fungsional
dari sirkuit okulomotor, prefrontal dan sirkuit cingulate, yang memainkan peran
penting dalam atensi, pembelajaran dan potensiasi aturan behaviour-guiding.
Keterlibatan ganglia basalis berhubungan dengan gerakan involunter dan
stereotipe atau penghentian gerakan tanpa keterlibatan dari fungsi motorik
volunter, seperti pada penyakit Parkinson, penyakit Wilson, progressive
supranuclear palsy atau penyakit Huntington. Gejalanya berbeda sesuai
dengan lokasi lesi.
Neurotransmitter adalah bahan kimia otak
yang mengkomunikasikan informasi ke seluruh otak dan tubuh. Terdapat dua jenis
neurotransmitter, yaitu neurotransmitter inhibitori (serotonin, GABA, dopamin)
dan neurotransmitter eksitatori (dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Neurotransmitter eksitatori menstimulasi otak sedangkan yang menenangkan otak
dan membantu menjaga keseimbangan disebut neurotransmitter inhibitori.
Ganglia basalis memiliki neurotransmitter
klasik yang paling banyak, dan tambahan neuropeptida yang mungkin
berpartisipasi dalam modulasi transfer informasi ganglia basalis.
Neurotransmitter ini antara lain GABA, glutamat, asetilkolin, dan dopamin. Reduksi pada
neurotransmitter dan protein yang terlibat dalam transmisi sinaptik dan mRNA
yang berhubungan ditemukan prevalensinya pada otak manusia yang menderita
penyakit Huntington meski pada stadium awal dengan sedikit atau tidak ada
kehilangan sel. Secara signifikan, level neuropeptida MSN berkurang, begitu
pula dengan dopamin, glutamat dan endocannabinoids.5 Hilangnya neuron
dopaminergik berpigmen dari substantia nigra pars compacta serta adanya
badan Lewy dan Lewy neurites merupakan neuropatologik utama pada
penyakit Parkinson.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian
Ganglia basal
2.
Fungsi
Ganglia Basal
3. Neuroanatomi dan
Neurofisiologi Sirkuit Kortikal-Ganglia Basalis-Thalamus
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mampu
mempelajari tentang pengertian dari Ganglia basal
2.
Mampu
memahami tentang fungsi Gnglia basal
3. Mampu memahami tentang Neuroanatomi dan
Neurofisiologi Sirkuit Kortikal-Ganglia Basalis-Thalamus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ganglia Basal
Ganglia Basal merupakan sekelompok struktur
besar di tengah otak yang mengelilingi sistem limbik-dalam. Fungsi Basal
Ganglia atau inti basal, adalah struktur di otak yang membantu mengontrol
gerakan tubuh. Kontrol motor halus, di mana gerakan dimulai, berlangsung dan
berakhir seperti yang diharapkan, sebagian dikoordinasikan oleh basal ganglia. Fungsi dari basal ganglia dapat
terganggu oleh penyakit tertentu, menyebabkan kesulitan dalam berbicara serta gerakan.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel di basal ganglia mati, menyebabkan gejala
gerakan menjadi lambat, gemetar dan otot terkunci. Kondisi seperti cedera kepala,
tumor otak, stroke dan obat-obatan juga dapat merusak sel-sel otak dan
mempengaruhi fungsi basal ganglia.
Ganglia basal adalah struktur di otak yang membantu gerakan kontrol, dengan
mengirimkan sinyal ke otak depan.
Sejumlah struktur anatomi yang berbeda di
otak termasuk dalam basal ganglia. Nama-nama bagian ini adalah substantia
nigra, lobus pallidus, inti subtalamik, putamen dan kaudatus. Sedangkan fungsi
basal ganglia tidak sepenuhnya dipahami, mereka diduga terlibat dalam memulai
gerakan dan dalam melaksanakan urutan belajar gerakan. Ada kemungkinan bahwa
basal ganglia dapat menekan program lain tindakan sementara memungkinkan satu
program yang diinginkan yang akan dilakukan. Hal ini akan mencegah otak dari
mencoba untuk melakukan beberapa gerakan yang bertentangan pada waktu yang
sama.
Fungsi dari basal ganglia
terlibat dalam pengiriman sinyal saraf sepanjang dua jalur yang berbeda, salah
satunya adalah langsung dan lainnya tidak langsung. Sinyal ini ditransmisikan
ke bagian otak depan yang dikenal sebagai talamus, yang menyampaikan sinyal ke
korteks serebral, pada daerah abu-abu otak. Diperkirakan bahwa jalur tidak
langsung menekan tindakan yang bertentangan sedangkan jalur langsung
memungkinkan tugas tertentu yang harus dilakukan. Untuk gerakan normal, jalur
harus bekerja bersama-sama dengan benar dan apapun yang mengganggu keseimbangan
antara mereka dapat menyebabkan gangguan gerakan, seperti penyakit Parkinson.
Pada penyakit Parkinson,
sel-sel didalam substantia nigra mati, dan daerah lain dari basal ganglia
dipengaruhi saat kondisi berlangsung. Hilangnya sel dalam substantia nigra
mengganggu keseimbangan jalur saraf, membuat jalan tidak langsung lebih aktif
dan jalur langsung kurang aktif. Secara keseluruhan, efeknya adalah untuk
mengurangi gerakan dan ini menyebabkan gaya berjalan seperti menyeret kaki yang
disertai dengan masalah keseimbangan, otot kaku dan gemetar saat istirahat.
Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, pengobatan yang tersedia yang
dapat memperlambat perkembangan dan membantu meringankan gejala. Obat yang
dikonsumsi harus mengandung zat-zat seperti dopamin, suatu neurotransmitter
yang biasanya diproduksi oleh sel-sel di substansia nigra dan yang membawa
sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya.
B.
Fungsi
Ganglia Basal
Ganglia basal memiliki fungsi antara lain :
1. Menyelaraskan perasaan dan gerakan
2. Mengubah dan memperlancar perilaku motorik halus
3. Menekan perilaku motorik yang tidak diinginkan
4. Mengatur kecepatan beban(idle spead) atau tingkat kecemasan tubuh
5. Menguatkan motivasi
6. Mengutarai rasa senang dan suka cita.
C. Neuroanatomi dan
Neurofisiologi Sirkuit Kortikal-Ganglia Basalis-Thalamus
Istilah
ganglia basalis merujuk pada massa gray
matter yang terdapat didalam hemisfer cerebral. Secara anatomis, ganglia
basalis termasuk nukleus kaudatus, putamen dan globus palidus. Nukleus kaudatus
dan putamen (striatum) merupakan tempat utama input ke ganglia basalis.
Sedangkan globus palidus merupakan outflow
utama nukleus dari ganglia basalis. Secara fungsional, ganglia basalis dan interconnections dan neurotransmitternya
membentuk sistem ekstrapiramidal yang termasuk midbrain nuklei seperti
substansia nigra, dan nuklei subthalamikus.
Input
dan output ganglia basalis paling banyak muncul dari atau ke korteks baik
secara langsung atau tidak langsung melalui thalamus. Sehingga ganglia basalis
membentuk side loop atau jalan
memutar dalam hubungannya dengan otak ke perilaku. Pars compacta
mengandung neuron-neuron dopaminergik. Globus pallidus internum dan pars
retikulata dari putamen merupakan nuklei output utama ganglia basalis. Globus
palidus internum dan pars retikulata putamen mirip dari segi sitologi,
konektivitas, dan fungsi. Dua nuklei ini dapat dipertimbangkan sebagai struktur
tunggal yang dipisahkan oleh kapsula interna. Hubungannya mirip dengan kaudatus
dan putamen. Terdapat dua pathways utama
ganglia basalis: direct pathways yang
menghasilkan gerakan dan indirect
pathways yang menghambat gerakan.
Gambar 1. Lokalisasi
anatomi thalamus dan ganglia basalis dilihat dari kiri.
Thalamus
dan ganglia basalis terletak berdekatan. Lesi biasanya tidak hanya melibatkan
satu nukleus saja, tapi mempengaruhi struktur multipel pada sirkuit kortikal-ganglia
basalis-thalamus. Perhatikan massa intermedia yang menghubungkan thalamus kanan
dan kiri.
Direct pathway disediakan oleh reseptor D1-dopamin, substansi-P
dan dynonorphin-containing neurons. Indirect pathway disediakan oleh
reseptor D2-dopamin dan enkephalin-containing
neurons. Output neuron globus pallidus external bersifat GABAergik dan
menghasilkan efek inhibitorik pada neuron subtalamikus glutamatergik, yang
kemudian mengirimkan proyeksi eksitatorik pada kedua nuklei output ganglia
basalis (globus pallidus internal dan substansia nigra pars reticulata, yang
neuronnya juga bersifat GABAergik seperti pada globus pallidus eksternal).
Kedua pathways kemudian menyediakan
efek antagonis pada output ganglia basalis: Direct
pathway: mengirimkan input inhibitorik pada kedua nuklei, sedangkan indirect pathway: menghasilkan input
eksitatorik. Proyeksi dual dari nuklei output ganglia basalis ke nuklei yang
berbeda dari thalamus (regio lateralis, regio centralis, dan regio dorsalis)
diorganisasikan secara paralel dan somatotopikal. Kemudian neuron thalamikus mengirimkan input
konvergen ke area kortikal yang sama tapi lamina berbeda.
Fungsi
ganglia basalis di modulasi oleh innervasi striatal dan ekstrastriatal
dopaminergik. Meskipun begitu, dopamin pada spiny
neurons striatal memberikan peningkatan ke sinaps pada dendritic spines yang juga dimodulasi oleh input eksitatorik dari
korteks. Pada keadaan ini, spiny neurons striatal
dilatih oleh dopamine-mediated
reinforcement signal untuk mengenali dan register konteks salient dan/atau keadaan yang
kemungkinan dapat berguna dalam mengatur perilaku.
Gambar 2.
Sirkuit kortikal-ganglia basalis-thalamus (melalui nuklei thalamus)
Pada kontrol otak (kiri) dan dalam otak yang terkena sindrom
parkinson (kanan). Pada gambar kanan, ketidakseimbangan pada direct dan indirect pathways terlihat dari ukuran panah. Perhatikan
hiperaktivitas output nukleus sirkuit ganglia basalis (substansia nigra pars
reticulata dan globus pallidus iternal) dan nukleus subthalamikus pada sindrom
parkinson. Hanya satu subset pathway ganglia
basalis yang terlihat (D1 reseptor dopamin tipe 1, D2 reseptor dopamin tipe 2,
SP substansi P, Met-Enk met-enkephalin, DA dopamin, Gpe globus pallidus
eksternal, Gpi internal globus pallidus, SNpc substansia nigra pars compacta,
SNpr substansia nigra pars reticulata, STN nukleus subthalamikus; SO oralis
subregio, SI intermedia subregio.
Gambar
3. Direct pathway
Pada
direct pathway (Gambar 3), sel
striatal memproyeksikan ke globus pallidus internal secara langsung.
Konsekuensi pathway ini yaitu
peningkatan drive eksitatori dari
thalamus ke korteks. Proyeksi dari kortikal menggunakan neurotransmitter
eksitatorik glutamat. Ketika glutamat diaktivasi, proyeksi kortikal
mengeksitasi neuron striatal. Input eksitatorik ini cukup untuk mengaktifkan
sel striatal. Sel striatal ini menggunakan neurotransmitter inhibitorik GABA
dan aksonnya melewati dan menghambat sel globus pallidus interna. Sel globus
pallidus interna yang memproyeksi ke VA/VL juga menggunakan GABA. Sehingga,
signal kortikal mengeksitasi neuron striatal yang menghasilkan inhibisi yang
lebih banyak dari striatum ke globus pallidus internal. Lebih banyak inhibisi
globus pallidus internal berarti lebih kurang inhibisi dari thalamus motor
(VA/VL). Sejak thalamus motor menerima inhibisi yang kurang, sel VA/VL akan
meningkatkan firing dari
neurotransmitternya. Penurunan inhibisi ini disebut dis-inhibisi. Meski tidak
sama dengan eksitasi langsung, kemiripannya mengarah pada peningkatan
aktivitas. Jadi, hasil akhir input eksitatorik kortikal ke neuron striatal pada
awal direct pathway yaitu peningkatan
firing neuron-neuron VA/VL dan
sebagai gantinya mengaktifkan korteks motorik dan meningkatkan aktivitas
motorik.
Gambar 4. Indirect pathway
Pada
indirect pathway dibandingkan dengan direct pathway direct pathway yang
memproyeksi ke globus pallidus internal, neuron striatal pada indirect pathway memproyeksi ke globus
pallidus eksternal. Sel dalam globus pallidus eksternal memproyeksi ke nukleus
subthalamikus kemudian menuju ke globus pallidus internal, dan berproyeksi ke
VA/VL, dan akhirnya ke korteks motorik. Peningkatan aktivitas pada neuron striatal
GABAergik menurunkan aktivitas pada globus pallidus eksternal. Sel GABAergik
pada globus pallidus eksternal menghambat sel di nukleus subthalamikus,
sehingga penurunan aktivitas pada globus pallidus eksternal menghasilkan
inhibisi yang kurang dari sel dalam nukleus subthalamikus. Nukleus
subthalamikus mengalami dis-inhibisi dan aktivitasnya meningkat. Kembalinya
proyeksi dari nukleus subthalamikus menghasilkan eksitasi yang lebih banyak
pada sel di globus pallidus internal. Sehingga hasil akhir dari indirect loop yaitu peningkatan
aktivitas sel GABAergik di globus pallidus internal yang memproyeksi ke VA/VL
atau peningkatan inhibisi dari neuron thalamikus. Indirect pathway menghambat thalamus motorik dan korteks motorik,
dan pada akhirnya mengurangi aktivitas motorik.
Dopamin
diproduksi oleh sel di pars compacta substansia nigra (SNc). Terminal akson
nigrostriatal menghasilkan dopamin kedalam striatum. Dopamin memiliki efek
eksitatorik terhadap psel dalam striatum yang merupakan bagian dari direct pathway. Ini melalui reseptor D1.
Dopamin memiliki efek inhibitorik terhadap sel striatal berhubungan dengan indirect pathway via reseptor D2. Dengan kata lain, direct pathway (yang mengaktifkan aktivitas motorik) dieksitasi
oleh dopamin sementara indirect pathway (yang
mengurangi aktivitas motorik) diinhibisi. Kedua efek ini mengarah pada
peningkatan aktivitas motorik.
Terdapat
populasi neuron kolinergik (ACh) dalam striatum yang yang aksonnya tidak
meninggalkan striatum (disebut interneurons atau neuron sirkuit lokal). Sinaps
interneuron kolinergik ini pada neuron striatal GABAergik yang berproyeksi ke
globus pallidus internal dan neuron striatal yang berproyeksi ke globus
pallidus eksternal. Kolinergik beraksi menghambat sel striatal dari direct pathway dan mengeksitasi sel
striatal indirect pathway. Sehingga
efek asetilkolin (ACh) berlawanan dengan efek dopamin pada direct dan indirect pathways,
sehingga efek ACh pada aktivitas motorik merupakan lawan dari dopamin. ACh
inhibisi direct pathway dan eksitasi indirect pathway. Efek interneuron
striatal kolinergik yaitu menurunkan aktifitas motorik.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
- Ganglia basalis jelas terlibat dalam fungsi motorik. Ganglia basalis menerima input utama dari korteks motorik dan beraksi, via thalamus motorik. Juga, masalah ganglia basalis mengarah pada defisit motorik
- Hasil akhir input eksitatorik kortikal ke neuron striatal pada awal direct pathway yaitu peningkatan firing neuron-neuron VA/VL dan sebagai gantinya mengaktifkan korteks motorik dan meningkatkan aktivitas motorik.
- Hasil akhir dari indirect loop yaitu peningkatan aktivitas sel GABAergik di globus pallidus internal yang memproyeksi ke VA/VL atau peningkatan inhibisi dari neuron thalamikus. Indirect pathway menghambat thalamus motorik dan korteks motorik, dan pada akhirnya mengurangi aktivitas motorik.
- Penyakit Parkinson didominasi gangguan ganglia basal, yang merupakan kelompok inti yang terletak di dasar otak depan.
- Atrofi bilateral pada daerah kepala nukleus kaudatus dan putamen merupakan karakteristik abnormalitas dari Huntington disease, dan umumnya juga ditemukan atrofi girus pada daerah lobus frontal dan temporal.
B. Saran
Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Kami pun dari Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangannya, untuk itu mohon maaf, sekaligus kami berharap saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca semua. Semoga makalah ini nantinya
bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
- Herrero MT, Barcia C, Navarro JM. Functional Anatomy of Thalamus and Basal Ganglia [Internet]. J Child’s Nerv Syst. 2012 [cited 2014 Dec 06]; 18:386–9. Available from http://yadda.icm.edu.pl/yadda/element/bwmeta1.element.springer-bc305334-8300-3c71-b913-2da0fad38e8c
- Leisman G, Benjamin OB, Melillo R. Cognitive-Motor Interactions of the Basal Ganglia in Development. Front. Syst. Neurosci. 2009; 8:16.
- Neurogistics.com [internet]. What are Neurotransmitters?. Nodate [cited 2014 Dec 06]. Available from https://www.neurogistics.com/TheScience/WhatareNeurotransmi09CE.asp
- Wichmann T, DeLong MR. Neurotransmitters and Disorders of the Basal Ganglia. USA: Elsevier Inc; 2009. p. 761-9
- Austen J, Raymond M, Raymond LA. Review: Early Synaptic Pathophysiology in Neurodegeneration: Insights From Huntington’s Disease. J Trends in Neurosci. 2010;33(11):513
- Hauser RA, Lyons KE, McClain TA, Pahwa R. Parkinson disease. Medscape Refference. 2014 [cited 2014 Dec 06]. Available from: http://www.medscape.com/
- Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 27th ed. New York: McGraw-Hill: 2013. p.230
- Hening W, Harrington DL, Poizner H. Motor Functions of the Basal Ganglia. Springer Publishing. c2009-[cited 2014 Dec 06]. Available from http://tdlc.ucsd.edu/research/publications/Hening_Harrington_Poizner_Motor_Functions_2009.pdf.
Komentar
Posting Komentar