Promosi Kesehatan



Materi

A. Pendidikan


Secara umum dan sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Oleh karena itu betapapun primitifnya suatu masyarakat, di dalamnya pasti terjadi atau berlangsung proses pendidikan.
Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan/materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku. Oleh karena pendidikan itu adalah sutu proses maka dengan sendirinya mempunyai masukan dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran pendidikan atau anak didik yang mempunyai berbagai karakteristik, sedangkan keluaran proses pendidikan adalah tenaga atau lulusan yang mempunyai kualifikasi tertentu sesuai dengan tujuan pendidikan institusi yang bersangkutan.

1.      Teori pendidikan
1)      Teori empirisme
Empirisme berasal dari kata “empiri” yang artinya pengalaman, teori ini mengatakan bahwa hasil pendidikan dan perkembangan itu tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya.
Pengalaman ini diperoleh dari luar dirinya berdasarkan rangsangan yang tersedia. Rangsangan tersebut dapat tersedia dengan sendirinya atau disediakan oleh siapapun. Teori empirisme ini dikembangkan oleh John Locke (1632-1704) yang terkenal dengan teori ‘Tabularasa’. Berkesimpulan bahwa anak (individu) itu lahir dalam keadaan bersih, seperti kertas yang putih, dan lingkungan yang menulisi kertas tersebut. Karena lingkungan itu relatif dapat diatur dan dikuasai oleh manusia.
Pandangan ini bersifat optimis terhadap perkembangan pribadi anak.
2)      Teori Nativisme
Nativisme berasal dari kata “Nativis” yang artinya terlahir. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan anak adalah sudah ditentukan sejak lahir yang berupa pembawaan. Tokoh dari aliran ini adalah Schopenhouer (1788-1860). Ia berpendapat bahwa bayi lahir dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk.
Lingkungan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Hasil dari pendidikan sepenuhnya tergantung pada pembawaan anak didik sendiri. Ia berkata ‘yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik’.
Pandangan ini bersifat pesimis terhadap perkembangan anak. Aliran nativisme diartikan sebagai ‘membiarkan anak bertumbuh berdasarkan pembawaannya.
3)      Teori Naturalisme
Teori ini dikemukakan oleh Jan Jack Rousseau (1712-1778), yang berpendapat bahwa semua manusia akan lahir dalam keadaan baik, tetapi menjadi buruk karena manusia itu sendiri, ia berkeyakinan bahwa semua anak yang baru lahir mempunyai pembawaan baik, dan tidak ada seorangpun yang lahir dengan pembawaan buruk. Akan tetapi pembawaan yang baik tadi menjadi buruk atau rusak karena perbuatan manusia.
Aliran ini juga disebut aliran ‘Negativisme’ karena pendidikan hanya wajib membiarkan pertumbuhan anak didik saja, selanjutnya diserahkan kepada alam. Pendidikan tidak diperlukan, yang dilakukan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia.
4)      Teori Konvergensi
Teori ini mencoba menggabungkan antara teori empirisme dan nativisme, bahwa perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh pembawaan atau lingkungan saja, tetapi kedua faktor tersebut secara bersama menentukan perkembangan anak.
Teori ini dikemukakan oleh William Stern (1871-1939), menurut teori ini, pembawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh terhadap hasil perkembangan anak, Hasil perkembangan dan pendidikan tergantung pada besar kecilnya pembawaan serta situasi lingkungan.
Teori ini disebut teori konvergensi (yang berarti ke satu titik), yang dapat disimpulkan :
-          Pendidikan mungkin diberikan
-          Yang mebatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan itu sendiri.
-          Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan yang baik dan mencegah berkembangnya pembawaan yang buruk.

2.      Faktor-faktor Pendidikan
Sebagaimana layaknya suatu proses, maka ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses tersebut. Faktor-faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam :
a.       Perangkat lunak (soft ware).
Terdiri dari kurikulum, metode pendidikan, kualifikasi tenaga pengajar, manajemen pendidikan, organisasi.
b.      Perangkat keras (hard ware).
Terdiri dari fasilitas fisik pendidikan : gedung, ruang, alat bantu pendidikan dan perpustakaan.

Proses pendidikan dapat digambarkan pada Model Proses Pendidikan sebagai berikut :
PERANGKAT LUNAK
- Kurikulum
- Metode
- Staf pengajar


 
  MASUKAN                  PROSES PENDIDIKAN                     KELUARAN












 
PERANGKAT KERAS
- Gedung
- Alat pendidikan
- Ruang
- Perpustakaan


 
Umpan balik

3.      Komponen Pendidikan
Dari model tersebut dapat diambil beberapa komponen yang sangat berpengaruh dan menentukan proses pendidikan. Komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Anak didik (sasaran pendidikan) sebagai masukan atau bahan mentah proses pendidikan.
b.      Tujuan pendidikan, yaitu suatu kualifikasi keluaran yang berupa lulusan atau tenaga yang akan dihasilkan oleh proses pendidikan.
c.       Kurikulum yang didalamnya mencakup materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan, metode dan alat bantu pendidikan.
d.      Pelaksana pendidikan (pendidik atau pengajar)

4.      Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan dibedakan menjadi tiga (Tri Pusat Pendidikan)
a.       Didalam keluarga
Pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga ini disebut pendidikan informal.
b.      Di Sekolah
Pendidikan yang diberikan di dalam sekolah ini disebut pendidikan formal.
c.       Di Masyarakat
Pendidikan yang berlangsung di dalam masyarakat umum, yang biasanya bertujuan untuk melengkapi pendidikan di sekolah dan pendidikan di dalam keluarga disebut pendidikan non formal.

5.      Psikologi dalam pendidikan
Gejala kejiwaan yang saling berpengaruh dalam bentuk perilaku dalam pendidikan :
a.       Pengamatan
Pengamatan adalah pengenalan obyek dengan cara melihat, mendengat, meraba, membau dan mengecap. Hal tersebut merupakan modalitas pengamatan.
1)      Penglihatan
Penglihatan adalah pengenalan obyek melalui mata (melihat). Berdasarkan obyeknya penglihatan digolongkan menjadi tiga :
a)      Melihat bentuk, yaitu melihat obyek yang berdimensi dua.
Obyek penglihatan itu membentuk diri menjadi gestalt menurut hukum-hukum tertentu :
- Hukum keterdekatan (yang berdekatan)
- Hukum ketertutupan (yang tertutup)
- Hukum bersamaan  (yang sama)
b)      Melihat dalam, yaitu melihat obyek berdimensi tiga.
c)      Melihat warna
2)      Pendengaran
Pendengaran adalah menangkap bunyi (suara) dengan indra pendengar. Bunyi mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai tanda dan sebagai lambang. Dalam kehidupan sehari-hari bunyi itu sebagai pendukung arti, maka yang ditangkap oleh individu adalah artinya, bukan bunyinya.
3)      Modalitas pengamatan yang lain
Dalam proses belajar mengajar yang banyak berperan dari 5 modalitas pengamatan tersebut adalah modalitas pendengaran dan penglihatan. Sedangkan untuk modalitas penciuman, perabaan dan pengecapan kurang banyak berperan dalam proses belajar mengajar.
Relevansinya dalam proses pendidikan :
·         Normal atau tidaknya panca indra, sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
·         Setiap orang mempunyai tipe pemahaman melalui indra yang berbeda-beda, ada orang yang mempunyai tipe lihat, artinya mudah memahami sesuatu setelah melihat. Ada yang mempunyai tipe dengar, dan sebagainya. Untuk itu pengajar harus berusaha merangsang indra peserta didik sebanyak mungkin.
·         Suatu prinsip belajar sambil bekerja (learning by doing) adalah berusaha agar peserta didik menghayati materi tidak hanya mendengar dan melihat, tapi juga dengan mengerjakan sendiri. Prinsip ini sesuai dengan pepatah :
“If I hear it I forget, If I see it I remember, If I do it I know”.
b.      Perhatian.
Perhatian adalah pemusatan energi psikis tertuju kepada suatu obyek, dan perhatian merupakan kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang sedang dilakukan.
Beberapa macam perhatian :
a)      Berdasarkan intensitasnya, makin banyak kesadaran yang menyertai suatu kegiatan atau aktivitas, makin intensif perhatiannya, begitu juga sebaliknya.
b)      Berdasarkan cara timbulnya :
-          Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul tanpa disengaja atau tidak dikehendaki oleh subyeknya.
-          Perhatian disengaja, yaitu perhatian yang timbul karena diusahakan atau disengaja.
c)      Berdasarkan luasnya obyek yang dikenai perhatian :
-          Perhatian terpencar (distributif), yaitu dalam suatu saat perhatian dapat tertuju pada bermacam-macam obyek (sasaran)
-          Perhatian terpusat (konsentratif), yaitu perhatian yang pada suatu saat hanya tertuju kepada satu obyek atau sangat terbatas.
Hal-hal yang menarik perhatian :
1)      Pandangan dari segi obyek
Hal yang menarik perhatian adalah hal-hal yang lain dari pada yang lain, hal yang menonjol dari yang lain, atau hal yang keluar dari konteksnya. Dalam kehidupan sehari-hari suatu benda, perbuatan, pembicaraan, berita yang aneh pasti akan mendapatkan perhatian yang besar dari masyarakat.
2)      Pandangan dari segi subyek
Hal-hal yang menarik perhatian adalah hal-hal yang ada kepentingannya atau ada sangkut pautnya dengan diri subyek. Oleh karena setiap orang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda meskipun obyeknya sama, maka hal yang menarik perhatianpun bersifat subyektif. Pada umumnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
-          Hal yang menarik perhatian adalah yang bersangkut paut dengan kebutuhan subyek.
-          Hal yang menarik perhatiaan adalah hal yang bersangkut paut dengan kegemaran subyek.
-          Hal yang menarik perhatian adalah hal yang bersangkut paut dengan pekerjaan subyek.
-          Hal yang menarik perhatian adalah hal yang beersangkut paut dengan sejarah hidup pada diri si subyek.

Relevansi dalam praktek pendidikan bahwa prestasi belajar berhubungan dengan intensivitas perhatian. Perhatian spontan cenderung lebih lama dan intensif. Sebagian besar peserta didik menggunakan perhatian yang disengaja. Untuk itu pengajar berusaha menimbulkan perhatian peserta didik dan menyajikan materi secara menarik.
a.       Tanggapan
Setelah orang melakukan pengamatan, maka akan terjadi gambaran yang tinggal dalam ingatannya yang disebut tanggapan. Tanggapan ini akan berpengaruh tehadap belajar peserta didik pada waktu yang akan datang.
b.      Fantasi
Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan yang telah ada. Tanggapan baru ini tidak harus sama dengan tanggapan yang telah ada. Dalam proses belajar fantasi ini sangat penting dan terwujud dalam daya kreativitas sasaran pendidikan.
Relevansi fantasi di dalam kehidupan manusia sehari-hari antara lain sebagai berikut :
-          Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri dari ruangan dan waktu, sehingga orang dapat memahami apa yang terjadi di tempat lain dan waktu yang lain.
-          Dengan fantasi orang dapat menempatkan diri dalam hidup kepribadian orang lain, sehingga ia dapat memahami sesama manusia, serta dapat memahami kebudayaan asing.
-          Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, serta melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan di masa lalu.
-          Dengan fantasi orang dapat menciptakan sesuatu yang ingin dikejar, dan berusaha mencapainya.
c.       Ingatan
Ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Ingatan yang baik mempunyai sifat-sifat :
-          Cepat, artinya mudah mencamkan kesan-kesan yang diterima.
-          Setia, disimpan dengan baik, tidak akan berubah.
-          Teguh, artinya tahan lama, tidak mudah lupa.
-          Siap, artinya dengan mudah memproduksi hal-hal yang telah dicamkan dan disimpan.
Hal-hal yang berhubungan dengan ingatan meliputi :
·         Retensi
Retensi adalah sustu pengertian untuk mengingat dan lupa, mengingat dan lupa sebenarnya adalah sama dilihat dari sudut yang berlawanan. Sebab hal yang diingat adalah tidak lupa, dan hal yang dilupakan adalah tidak ingat. Dari hasil penelitian mengenai retensi dikemukakan bahwa :
Ø  Setelah orang selesai belajar, maka akan segera diikuti oleh proses lupa, proporsi yang dilupakan itu mula-mula bertambah cepat, kemudian melambat, dan akhirnya yang tersisa dapat disimpan di dalam waktu lama.
Ø  Untuk mencapai prporsi yang diingat cukup memadai, harus diulang-ulang dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Ø  Apabila mencamkan sesuatu, kemudian ia istirahat atau tidur, maka hal yang diingat akan lebih banyak dibandingkan dengan bila ia tidak istirahat.
·         Reproduksi
Reproduksi adalah mengaktifkan kembali hal-hal yang telah dicamkan, ada dua bentuk :
Ø  Mengingat kembali, dimana hal tersebut tidak ada obyek yang dapat dipakai sebagai pegangan dalam melakukan reproduksi.
Ø  Mengenal kembali, dimana hal tersebut ada sesuatu yang dapat dipakai sebagai tumpuan dalam melakukan reproduksi.
·         Assosiasi
Adalah hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dalam diri seseorang. Dalam proses belajar mengajar assosiasi ini sangat penting, sebab dengan assosiasi, seakan ada semacam kekuatan yang menyebabkan bahwa apabila salah satu dari tanggapan-tanggapan itu masuk ke dalam kesadaran, maka tanggapan itu akan memanggil tanggapan lain dan membawanya ke dalam kesadaran.
Aristoteles merumuskan hukum-hukum assosiasi sebagai berikut :
a.       Hukum sama saat atau serentak
Tanggapan yang dialami dalam waktu bersamaan akan berassosiasi satu sama lain, misalnya nama penyakit dengan bentuk kumam penyebabnya.
b.      Hukum berurutan
Tanggapan yang diulang berturut-turut akan berassosiasi antara satu dengan lainnya, misal pelayanan preventif, maka akan menimbulkan assosiasi dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
c.       Hukum kesamaan
Tanggapan yang bersesuaian akan cenderung untuk berassosiasi, misalnya kalau orang melihat gambar cacing perut, maka akan teringat kepada anak kecil yang cacingan, perut buncit, mata cekung.
d.      Hukum berlawanan
Tanggapan yang saling berlawanan akan berassosiasi satu sama lain, misal melihat orang sehat, teringat pada pasien yang kurus dan pucat.
e.       Hukum sebab akibat
Tanggapan yang mempunyai hubungan sebab akibat akan saling berassosiasi, misal melihat daerah kumuh, lingkungan buruk, teringat akan penyakit menular yang tinggi.
d.      Berpikir
Berfikir adalah aktivitas yang sifatnya ideasional yang mempergunakan abstraksi-abstraksi (ideas). Dalam berpikir, orang meletakkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang ada pada dirinya yang berupa pengertian-pengertian. Berpikir itu ada prosesnya, proses inilah yang disebut jalan pikiran atau logika. Pada prinsipnya proses berpikir mencakup tiga langkah :
-          Pembentukan pengertian
-          Pembentukan pendapat
-          Penarikan kesimpulan
Hal-hal yang praktis tentang berpikir yang relevan dengan proses belajar mengajar, dapat disimpulkan sebagai berikut :
-          Berpikir merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar.
-          Berpikir mempunyai hubungan yang erat dengan bahasa.
-          Dalam membantu perkembangan berpikir, bukanlah hanya memberikan pengertian sebanyak-banyaknya, tetapi yang terpenting adalah memberikan pengertian kunci yang fungsional.
-          Metode pemecahan masalah, cocok untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
-          Pengetahuan yang siap pakai sangat membantu untuk berpikir dengan cepat.
-          Penggunaan diagram, peta, bagan, ikhtisar dan alat peraga lainnya sangat membantu dalam berpikir
e.       Motif
Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motif tidak dapat diamati, yang dapat diamati adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut.
Macam-macam motif
-          Motif instrinsik
Motif yang timbul tanpa ada rangsangan dari luar, dorongan itu muncul karena suatu kebutuhan yang merupakan keharusan.
-          Motif ekstrinsik
Motif yang timbul karena adanya dorongan dari luar, misalnya anak mau belajar karena besok mau ujian.

B. Pendidikan Kesehatan.


      Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan unsur-unsurnyapun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok atau masyarakat, disamping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai pelaku (subyek) pendidikan.


1.      Pengertian :
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan, pendidikan kesehatan merupakan pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep pendidikan adalah suatu proses belajar, hal ini berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang
Pendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku yang diharapkan yaitu perilaku sehat sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompok dalam meningkatkan kesehatannya.
Menurut “Azrul Anwar” Penyuluhan Kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Menurut “Departemen Kesehatan” Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagimana caranya dan melakukan sesuatu yang bisa dilakukan, secara perseorangan maaupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

2.      Tujuan
Pendidikan Kesehatan Masyarakat, bertujuan :
Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
a.       Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
b.      Menurut WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
3.      Lingkungan pendidikan kesehatan
a.       Pendidikan kesehatan di dalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para orang tua (ayah dan ibu). Tugas pendidikan dalam keluarga lebih menitik beratkan pada penanaman kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, dan sikap hidup sehat.
b.      Pendidikan kesehatan di dalam sekolah, adalah tanggung jawab para guru di sekolah. Hal ini terwujud dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan pendidikan kesehatan di sekolah, di samping melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma hidup sehat kepada siswa, juga memberikan pengetahuan kesehatan.
c.       Pendidikan kesehatan di masyarakat, dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan organisasi masyarakat.
4.      Proses Pendidikan Kesehatan
Prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar, didalam kegiatan belajar terdapat tiga komponen yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output). Input pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (peserta didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat. Proses pendidikan adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subyek belajar, pengajar (fasilitator), metode dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan pelajaran. Sedangkan keluaran (output) adalah merupakan hasil belajar itu sendiri, yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subyek belajar.
Proses kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :

Input                                       Proses                               Output
     (Subyek belajar)                             belajar                          (Hasil belajar)







 
        
         Feed back

5.      Ruang lingkup pendidikan kesehatan
a.       Sasaran pendidikan
Sasaran pendidikan kesehatan secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit.
Adapun secara khusus sasaran pendidikan kesehatan adalah :
1)      Individu, individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
2)      Keluarga, keluarga binaan yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan yang tergolong dalam keluarga-keluarga resiko tinggi :
a)      Anggota keluarga yang menderita penyakit menular
b)      Keluarga dengan kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah
c)      Keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk
d)     Keluarga dengan keadaan gizi yang buruk
e)      Keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang banyak diluar kemampuan kapasitas keluarga
3)      Kelompok, kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan masyarakat :
a)      Kelompok ibu hamil
b)      Kelompok ibu-ibu yang mempunyai balita
c)      Kelompok pasangan usia subur dengan resiko tinggi kebidanan
d)     Kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan (usia lanjut, WTS, kelompok remaja yang terlibat penyalahgunaan obat / narkoba)
e)      Kelompok masyarakat di institusi (masyarakat sekolah, pekerja perusahaan)
4)      Masyarakat :
a)      Masyarakat binaan Puskesmas
b)      Masyarakat nelayan
c)      Masyarakat pedesaan
d)     Masyarakat yg datang ke tempat pelayanan kesehatan (Puskesmas, Posyandu)
e)      Mayarakat luas dengan masalah kesehatan (terkena wabah DHF, muntaber)
6.      Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
a.       Pendidikan kesehatan di sekolah,  dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.
b.      Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien.
c.       Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan.
d.      Pendidikan kesehatan di keluarga, dilakukan di rumah dengan sasaran seluruh anggota keluarga.
e.       Pendidikan kesehatan di masyarakat, dilakukan dengan kerja sama lintas sektor maupun lintas program.
7.      Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark :
                                                                         a.      Health Promotion (peningkatan kesehatan)
Pendidikan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan, misalnya peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, hygiene perorangan.
                                                                        b.      Specifik Protection (perlindungan khusus)
Pendidikan kesehatan diarahkan pada perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun anak-anak misalnya pendidikan kesehatan tentang immunisasi.
                                                                         c.      Early Diagnosis and Promp Treatment (diagnosa dini dan pengobatan segera)
Pendidikan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, dapat mengenal segera tentang penyakit yang ada dan segera mendapatkan pelayanan kesehatan.
                                                                        d.      Disability Limitation (pembatasan cacat)
Pendidikan kesehatan diarahkan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang pengobatan tuntas, hal ini untuk membatasi kecacatan dan ketidak mampuan untuk melakukan sesuatu setelah orang tersebut menderita suatu penyakit.
                                                                         e.      Rehabilitation (pemulihan kesehatan)
Pendidikan kesehatan diarahkan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya rehabilitasi seetelah seseorang sembuh dari suatu penyakit tertentu. Untuk memulihkan cacatnya kadang-kadang diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh karena itu pendidikan kesehatan diberikan bukan hanya pada orang yang cacat tersebut, tetapi juga diberikan kepada masyarakat.







Komentar

  1. Casino 2021: Get a $200 Welcome Bonus + FREE Casino
    Casino Bonuses & Promotions: Casino Bonuses & 김제 출장안마 Promotions · VIP Program: Play Here · Club 진주 출장샵 Rewards Program: Become a 보령 출장샵 VIP Player with 포천 출장안마 20 Free Spins at 서산 출장안마 Casino Bonuses at Casino Rewards

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Termofisika

Sistem Ganglia Basal